Sinyo adalah seorang Kristen yang setia beribadah kepada Tuhan. Karena hari Minggu adalah hari ibadahnya ke gereja, dia memutuskan menutup toko sepatunya pada hari Minggu. Walaupun toko sepatu lainnya kelihatan sangat ramai, dia tidak kuatir. Pak pendeta yang kagum dengan kesetiaannya, suatu kali bertanya kepadanya: “Sinyo, kenapa engkau tidak tergoda untuk buka toko di hari Minggu supaya dapat untung lebih banyak?”
“Hari Senin hingga Sabtu saya sudah diberkati oleh Tuhanku Yesus Kristus. Sudah sepantasnyalah saya beribadah dan bersyukur kepadaNya”, jawab Sinyo dengan mentap.
“Apakah kau tidak takut langgananmu lari ke toko lain?” tanya pendeta lagi.
“Secara manusia pernah saya ragu-ragu pak. Namun ketika saya imani Firman Tuhan, Dia tidak pernah mengecewakan saya”, jawab Sinyo sambil tersenyum. “Suatu Senin pagi, sebelum saya buka toko, ada orang yang mengetuk pintu. Ketika saya buka, ternyata orang itu ingin membeli sepatu. Saya kaget sekali, dan bertanya kepadanya: ‘Mengapa hari Minggu kemarin tidak membeli sepatu di toko yang lain?’ Dia menjawab, ‘Kemarin sudah keliling semua toko, tak ada yang cocok. Baru pagi ini di toko Anda saya temukan yang cocok.’ Luar biasa, kan? Uang itu tidak usah dikejar. Tuhan akan memberikannya tepat pada waktunya kepada orang yang beriman dan setia beribadah kepadaNya”, kata Sinyo masih tersenyum.
Raja Salomo yang sukses dengan hikmatNya, kekayaanNya, dan kesohoranNya, menuliskan kesaksianNya demikian, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, isa-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia‑sialah kamu bangun pagi‑pagi, dan duduk‑duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Sebab Dia memberikannya kepada yang dicintaiNya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:1-2). Istilah “tidur” mengandung 2 pengertian yaitu: istirahat secara phisik, dan istirahat secara rohani. Jelas untuk mencapai sukses kita perlu kerja keras, pantang berputus asa, dan berusaha dengan rajin. Tetapi jangan kita lupa bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber dan pemberi berkat. Artinya, kalau Allah tak membuka “kran berkatNya”, kita ngotot bekerja pagi, siang, sore, malam, bahkan tidak tidur sekalipun, pastilah hasilnya sia‑sia belaka.
Perjalanan sukses haruslah diimbangi dengan istirahat, bukan saja secara jasmani, tetapi juga secara rohani. Ketika tubuh kita beristirahat, Tuhan menggantikan sel-sel rusak dengan sel-sel yang baru. Organ tubuh lainnya juga mendapatkan pemulihan untuk bisa bekerja lagi dengan maksimal. Demikian pula secara spiritual, kita perlu beribadah dan bersyukur kepada Tuhan secara teratur. Pikiran dan hati kita perlu diisi dengan Firman Tuhan, agar jiwa dan roh kita sehat, penuh hikmat, dan siap menghadapi godaan yang menjatuhkan.
Memasuki Tahun Baru Imlek, tahun Ayam, ada banyak ramalan nasib yang menawarkan kesuksesan lewat berbagai media sosial. Banyak yang bersifat spekulaitf, tahayul, dan mistis dengan macam-macam syarat yang aneh dan irasional. Ujung-ujungnya bisnis yang berbau komersil. Orang yang bodoh akan terjebak ramalan nasib ini dan mengorek koceknya. Orang yang bijaksana akan menghindari ramalan nasib ini dan berbalik kepada jalan Tuhan. Kesuksesan sejati adalah sebuah proses perjalanan yang diawali dengan iman kepada Sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Dan selanjutnya, setia mentaati petunjuk Firman-Nya dalam bekerja dengan baik dan benar.
Janganlah Anda berharap kepada nasib atau keberuntungan (“Luck”). Janganlah pula berharap kepada benda-benda tahayul atau peramal nasib yang sebenarnya tidak jelas dengan nasibnya sendiri. Nabi Yeremia mengingatkan, “Beginilah firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah’” (Yeremia 17:5-8).
Saya yakin bila Anda setia berharap kepada Tuhan Yesus Kristus dan mengikuti Firman-Nya, Anda pasti akan sukses! Bukan saja di Tahun Ayam ini, tetapi juga di tahun-tahun berikutnya. Happy Chinese New Year! Gong Xi Sin Nien Fat Hok! [Salam Sejahtera: Pdt. Eddy Fances]
Write a comment: