Suatu kali, sehabis makan malam sepasang suam istri terlibat dalam percakapan yang cukup sengit. Karena masing-masing menganggap dirinya lebih baik dari pasangannya, ketegangan semakin memuncak.
Karena terdesak, si istri akhirnya dengan nada yang setengah berteriak sambil berkacak pinggang berkata kepada suaminya, “Hei Dul, perlu kamu tahu, bukan aku mau sombong yah… dulu sebelum aku kawin sama kamu, banyak cowok yang datang melamarku…, tetapi semua aku tolak…, kecuali kamu!”
“Ohhh… begitu…sekarang dengar baik-baik ya Neng”, sahut suaminya sambil tersenyum. “Aku juga bukan sombong nich…, dulu sebelum aku kawin sama kamu, banyak cewek yang aku lamar…, tetapi semuanya menolak aku…, kecuali kamu!” kata si Dul sambil tertawa.
“Haaaa… jadi…? Siapa yang sombong…?” sahut Si Neng sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Cerita ini disampaikan oleh Ode Novi. Entahkah dia menceritakan pengalaman ayah dan ibunya, atau pengalamannya sendiri, tidak jelas. Siapa yang sombong ya? Si Dul dan Si Neng? Atau dua-duanya? Silakan Saudara yang menilai. Yang pasti, Alkitab mengajarkan kita agar jangan menyombongkan diri dengan apa pun yang kita miliki. Entahkah itu kecantikan, kekayaan, kepintaran, kedudukan, atau kehebatan lainnya. Nabi Yesaya menuliskan Firman Tuhan, “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan.” (Yesaya 2:11). Apa pun yang kita miliki sebenarnya adalah pinjaman dari Allah untuk sementara waktu saja. Kesadaran ini seharusnya membuat kita selalu berkata, “Tak ada yang bisa aku sombongkan di dunia ini. Sebab suatu hari aku tidak akan membawanya bersamaku ketika harus mati!”
Namun satu hal yang indah. Allah mengajarkan kita bahwa semua yang dipinjamkanNya itu dapat bernilai kekal. Bagaimana caranya? Bila kita gunakan untuk melayani sesama, dalam konteks Kerajaan Sorga melalui Yesus Kristus. Tuhan Yesus berkata, “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40).
Raja yang akan datang itu adalah Kristus, Raja segala raja. Dia adalah Hakim yang Maha Tinggi dan Maha Adil. Pada hari kiamat nanti, akan terungkap mereka yang setia beriman dan melayaniNya, akan masuk dalam KerajaanNya. Sedangkan yang sombong dan egois, akan menerima hukuman yang kekal. Sebab itu, rendahkan hatimu, dan setialah!
Write a comment: