Ini cerita dari Minangkabau, Sumatera Barat. Suatu hari, Sutan Bagindo Usman yang kaya raya meninggal dunia. Istrinya terkenal sebagai orang yang super kikir. Tidak mudah baginya untuk mengeluarkan uang, walaupun itu adalah kebutuhan. Setelah berpikir lama, akhirnya Nyonya Bagindo mau memasang iklan baris di koran untuk mengabarkan berita dukacita ini kepada sanak keluarga dan handai tolan.

Nyonya Bagindo lalu menelepon ke bagian iklan di koran kota itu, dan bertanya, “Bara ongkos pasang adpertensi, untuak kasih tau suami awak alah meninggal dunia?”

“200 ribu rupiah minimum, Nyonya Rangkayo”, jawab Manager bagian iklan singkat.

“Wah kok mahal bana? Awak hanya mau nulis dua perkataan: ‘Usman meninggal’, seru Nyonya Bagindo penasaran.

“Nyonya Rangkayo, memang itu tarif minimumnya, tapi sebetulnya Nyonya Rangkayo boleh menulis 6 perkataan, tidak hanya dua saja. Rangkayo mau tambah empat perkataan lagi?” tanya sang Manager.

“Tunggu sebentar, Ambo pikir dulu”, jawab Nyonya Bagindo.

Setelah beberapa menit, Nyonya Bagindo lalu berkata dengan nada bersemangat, “Gini sajalah, pasang iklan dengan tulisan: ‘Usman meninggal, dijual mobil Kijang Innova.”

Pada umumnya ada dua alasan mengapa seseorang menjadi kikir, yaitu kuatir dan serakah. Orang yang kuatir menciptakan ketakutan terhadap masa depannya, seolah-olah hidupnya akan berkekurangan dan mengalami kesusahan. Padahal itu belum tentu akan terjadi – dan seringkali tidak pernah terjadi. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang kuatir itu sama dengan orang kafir yang tidak mengenal Allah (Matius 6:31-32). Sedangkan orang yang serakah adalah orang yang tidak pernah merasa cukup dan tidak tahu bersyukur untuk apa yang sudah dimilikinya. Dia lebih memusatkan keinginannya terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain. Alkitab mengatakan bahwa orang yang serakah sama dengan orang yang memberhalakan dirinya sendiri (Kolose 3:5).

Sesungguhnya, Allah kita adalah Allah yang Maha Pemurah dan Pengasih. Rasul Paulus menuliskan, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19). Sebab itu, buanglah sikap hidup kuatir dan serakah dalam hidupmu. Belajarlah bersyukur untuk apa yang sudah Tuhan karuniakan kepadamu, dengan banyak memberi daripada hanya menerima saja. Maka, hidup Saudara akan lebih berbahagia (Kisah 20:35).

Write a comment:

*

Your email address will not be published.