Di zaman orde baru, Indonesia yang dipimpin Soeharto, semua orang keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama menjadi nama Indonesia. Alkisah, ada seorang Tionghoa yang sudah cukup tua datang ke kantor catatan sipil untuk mengganti namanya.

“Pak, saya mau ganti nama, tetapi tidak tahu pilih nama apa?, kata si bapak tua kepada petugas yang di loket.

Petugas catatan sipil dengan acuh tidak acuh, layaknya pegawai negeri pada umumnya, menjawab seenaknya, “ Pakai nama Kasnowo saja!”

“Kasnowo itu artinya apa pak?” tanya si bapak tionghoa itu.

“Kasnowo itu artinya bekas cino dadi jowo”, jawab sang petugas sambil tersenyum renyah.

“Ohhh…begitu ya pak”, sahut si bapak tua tersenyum kecut sambil meninggalkan loket petugas.

Setelah itu, si bapak tua mulai mengisi formulir penggantian nama. Kira-kira 10 menit kemudiam, dia kembali ke loket petugas tadi. Pak petugas yang membaca formulir itu, agak kaget dan matanya mendelik.

“Loh, ini kok namanya ditambahi jadi Kasnowo Diponegoro? Maksudnya apa?”, tanya si petugas memprotes dengan nada tinggi.

“Ohhh itu artinya :Bekas cino dadi jowo dipokso negoro”, jawab bapak tua itu dengan nada kalem sambil tersenyum renyah.

Saudara, cerita humor di atas menjelaskan soal ketaatan si bapak tua yang ingin mengganti namanya, tetapi dengan hati yang terpaksa, sebab ia merasa dipaksa oleh negara pada waktu itu. Hari ini kita diminta Tuhan agar taat dan setia kepadaNya, namun bukan dengan hati yang terpaksa, atau dipaksa oleh pihak tertentu, misalnya: oleh orang tua, pacar, istri/suami, gereja, negara, atau teroris dengan berbagai ancaman.

Tuhan Yesus berkata bahwa pada zaman akhir, yaitu sebelum kedatanganNya yang kedua kali ke dunia ini, akan muncul banyak nabi palsu, guru palsu, mesias palsu, dan anti-Kristus, dengan berbagai godaan dan ancaman. Juga akan ada deru perang, kelaparan, sakit penyakit, gempa bumi, bencana alam dan berbagai penderitaan. Semua itu harus terjadi. “Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat. Hendaknya engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Matius 24:13; Wahyu 2:10b). Sebab itu apapun yang terjadi tetaplah setia dan taat kepada Kristus, yang sudah lebih dahulu mengasihi saudara dengan rela taat kepada Bapa, dan mati di atas kayu salib demi keselamatanmu (Filipi 2:6-8). Iya, bukan terpaksa!

 

Write a comment:

*

Your email address will not be published.