Suatu pagi, bu Loso pergi ke pasar hendak membeli ikan. Ketika dia mendekati salah satu kios, seorang bapak penjual ikan menawarkan dagangannya,”Bu, ikan kembung seger-seger nih!”

“Ahh, kecil-kecil begini sih bukan kembung , tapi kemps, hahaha!” kata ibu Loso dengan nada mengejek sambil tertawa.

Si bapak penjual ikan tersenyum kecut. Lalu dia berkata,” Atau ini bu, ikan belanak?” sambil mengangkat seekor ikan di hadapan bu Loso.

“Heii bang, ikan bukannya bertelor bang? Kok dibilang beranak? Hahaha” kata bu Loso masih tertawa dengan nada ngeledek.

Si bapak penjual ikan hanya nyengir sambil menahan jengkel. Ibu Loso kemudian berkata lagi,” Bang, sebenarnya saya mau cari ikan baronang, bang…ada enggak? Dia tersenyum dan mengangkat alisnya.

“Heiii bu…setahu saya semua ikan juga berenang, bu…belum ada yang jalan kaki atau yang naik ojeg, hahahahha!” teriak si penjual sambil tertawa terbahak-bahak dengan nada kemenangan. Teman-teman penjual lainnya ikut bertepuk tangan senang. Si ibu Loso hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir menahan malunya.

Saudara, sikap dan praktik yang saling mengejek, mencari kesalahan dan menjatuhkan orang lain adalah sumber utama yang mengakibatkan ketidak-harmonisan, perselisihan, dan permusuhan. Hal ini bisa terjadi di dalam hubungan keluarga, pergaulan dan persekutuan di gereja Tuhan. Sebab itu, rasul Paulus menasihati jemaat Korintus yang berselisih dengan menggunakan gambaran tubuh manusia. Walaupin tubuh itu tersendiri dari berbagai anggota namun sesungguhnya adalah satu kesatuan. Setiap anggota tubuh itu sama pentingnya. Gereja Tuhan juga merupakan satu tubuh. Supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan, semua anggota haruslah saling memperhatikan dan saling mengasihi. Rasul Paulis menuliskan Firman Tuhan demikian,” Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut berdukacita.” (1 Korintus 12:26). Ikut merasakan menderita dan simpati dengan anggota yang menderita kesusahan adalah lebih mudah dibandingkan dengan ikut bersukacita dengan anggota yang dihormati.

Memang manusia cenderung ingin dihormati atau dihargai. Tetapi, berhati-hatilah! Firman Tuhan jelas mengatakan kita harus ‘ikut bersukacita’ bila ada naggota yang dihormati –bukan ikut dihormati. Bila semua anggota menuntut dihormati, itu namanya ‘gila hormat’, dan itu menjadi sumber perselisihan dan perpecahan. Sebab itu, marilah kita belajar memperhatikan kepentingan orang lain dan belajar mengasihi sesame dengan kasih Kristus.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.