Pesawat Malaysia Airline MH-17 pada hari Kamis, 17 Juli 2014, dalam perjalanan dari Amsterdam menuju ke Kuala Lumpur ditembak jatuh ketika melewati perbatasan Ukraina dan Rusia. Pesawat hancur berantakan. Semua penumpang dan awak kapal yang berjumlah 298 orang tewas, dan berserakan di desa Grabovo, Donetsk, Ukraina Timur. Penumpang terdiri dari berbagai warga dunia. Diantaranya ada 80 orang anak-anak, dan 3 orang bayi. Juga ada sekitar 100 penumpang yang akan hadir di Conference AIDS di Melbourne, Australia, termasuk Joep Lange, ahli AIDS, mantan presiden International AIDS Society, dan sejumlah ahli lainnya. Ada yang sedang berbulan madu, tiga anak pulang liburan bersama kakeknya, seorang warga Indonesia yang kehilangan dua anak remajanya mengurung diri dan tidak mau bertemu dengan siapapun. Ada yang menangis tidak henti, yang menyesal, yang marah dan kecewa dengan berbagai pihak, dan ekpresi sedih lainnya.

Dari sekian banyak cerita yang menyedihkan, ada dua keluarga yang mengalami musibah-berganda. Sanjid Singh, pada 131 hari sebelumnya, tepatnya 8 Maret 2014, kehilangan istrinya yang menjadi pramugari di pesawat Malaysia Airline MH-370 yang terhilang di wilayah Thailand. Kini, dia kehilangan saudara laki-laki istrinya yang juga berkerja sebagai awak kapal di Malaysia Airline. Hari itu iparnya bertukar tugas dengan temannya, agar bisa kembali ke Kuala Lumpur dengan MH-17. Sayang sekali, tidak kesampaian. Yang kedua, adalah Kaylene Mann, warga Australia kehilangan dua orang iparnya, Rod and Mary Burrows dalam musibah misterius pesawat MH-370 Maret lalu; kini dia haru kehilangan anak angkatnya, Maree Rizk dan suami Maree, Albert, yang berada dalam pesawat MH-17 yang naas itu.

Saudara, kita perlu mendoakan semua keluarga korban agar Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan. Khususnya bagi mereka yang sangat terpukul dan mengalami depresi berat karena musibah yang menyedihkan ini. Bagi kita masih diberikan kesempatan hidup, biarlah kita disadarkan bahwa hidup itu memang singkat, dan tiada seorang pun yang bisa menduga hari esoknya. Sebab itu, hendaklah kita hidup dengan waspada, penuh kasih dan kebenaran, serta setia beriman kepada Kristus. Alkitab mengingatkan bahwa kita adalah ‘garam dan terang dunia’ yang seharusnya memberikan pengaruh positif bagi sesame manusia (lihat: Matius 5:13-16). Tuhan Yesus berkata, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). Sebab itu, tanggalkanlah kebencian, kemarahan, dan kekecewaan. Sebaliknya, kenakanlah kasih, kesabaran, dan kebaikan Kristus untuk menjadi berkat bagi banyak orang, di setiap waktu dan setiap keadaan.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.