Dalam majalah ‘The Sword of the Lord’ ada cerita tentang seorang peternak babi. Dia menolak percaya kepada Kristus dengan alasan bahwa di gereja penuh dengan orang-orang munafik. Setiap kali pak pendeta mengundangnya hadir, dia menyebutkan beberapa nama orang yang menurutnya munafik: berdosa, dan lebih jahat dari orang yang tak percaya.

Suatu kali, si pendeta datang ke peternakannya dengan maksud membeli seekor babi. Setelah lihat-lihat, pak pendeta memilih seekor babi yang paling kurus dan jelek. Si peternak protes, “Pak pendeta, jangan pilih yang itu. Kan masih banyak yang lain, yang sehat dan gemuk!”

“Ohh, enggak apa-apa. Saya mau yang ini saja!” kata pak pendeta meyakinkannya sambil tersenyum.

Setelah membayar harganya, pak pendeta berkata, “Nah, sekarang saya akan katakan kepada semua orang, bahwa babi yang kamu punya adalah yang seperti ini. Kurus dan jelek!”

“Hei, itu tidak benar dan tidak adil!” teriak si peternak. “Saya punya banyak babi yang sehat dan gemuk. Satu dua ekor yang jelek tidak berarti semua jelek!” Suaranya melengking tinggi.

“Nah, sebenarnya saya hanya meniru kamu yang suka menjelek-jelekkan seisi gereja, hanya karena ada beberapa orang yang munafik”, kata pak pendeta tenang. Akhirnya si peternak mengerti dan dia bertobat.

Sebenarnya, yang munafik itu bukan saja mereka yang mengaku Kristen namun masih hidup dalam dosa. Tetapi babi yang merasa dirinya lebih benar dan lebih baik dari orang lain, pun adalah orang yang munafik. Tidak heran, Tuhan Yesus menegur keras orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang sok suci, sok benar, dan sok menghakimi orang lain. Mereka kira dengan mentaati seluruh hukum Taurat, dapat dibenarkan dan diselamatkan. Rasul Paulus berkata, “Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. … karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari semuanya.” (Filipi 3:6b-8). Luar biasa!! Sebuah pengakuan yang rendah hati, karena imannya yang sejati dalam Yesus Kristus. Semua usahanya mentaati hukum Taurat dengan sempurna dianggapnya seperti sampah atau kotoran, sebab usaha manusia memang sia-sia (Efesus 2:8-9). Bila Saudara masih hidup dalam dosa, bertobatlah segera! Bila Saudara merasa lebih baik dan lebih benar, pun perlu segera bertobat! Teladanilah rasul Paulus, dan kuduskanlah Yesus Kristus dalam setiap aspek hidupmu, tanpa bermegah diri, ataupun lupa diri (I Petrus 3:1-16; Roma 12:1-2).

Write a comment:

*

Your email address will not be published.