Ada seorang mabuk yang naik kereta api dari Jogyakarta menuju ke Solo. Setelah kereta api berjalan lebih kurang 15 menit, dia bertanya kepada pak petugas yang ada di gerbong. “Pak, mau tanya…Berapa lama perjalanan dari Jogya ke Solo?” suaranya serak memecah di udara.

“Emm…sekitar dua jam!” jawab petugas singkat.

“Nah, kalau begitu berapa lama perjalanan dari Solo ke Jogya?” tanya si orang mabuk itu sambil menggoyang-goyang kepalanya.

“Ya, sama saja…dua jam…Hai bung, apa yang membuat bung berpikir kalau perjalana dari Jogya ke Solo dan dari Solo ke Jogya itu membutuhkan waktu yang berbeda?” tanya si petugas agak kesal.

Orang yang mabuk itu menatap si petugas tajam-tajam, lalu dia berkata dengan tenang,” Pak. dengar baik-baik ya…hanya satu minggu lamanya dari Hari Natal ke Tahun Baru. Tapi, dari Tahun Baru ke Hari Natal rasanya….lamaaaaaa bangeeeet…iya kan pak?”

Si petugas manggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu, mengeleng-gelengkan kepalanya dan dari mulutnya dia berkata halus, “Hmmm..Iya juga ya…sebenarnya yang mabuk dia apa saya ya nih?!” suara mendesis dan dia menarik-narik dagunya yang tak berjenggot.

Saudara , ini hanyalah sebuah humor yang mengajarkan kita bahwa orang yang suka berpikir berlebihan itu ibarat orang yang ‘mabuk’. Orang yang sedemikian adalah orang yang suka menciptakan kekuatiran dalam hidupnya. Pikirannya sok pintar, sok tahu, dan sok ‘meramal’ soal perkara masa depan yang seringkali tidak pernah akan terjadi. Biasanya ia syja berkata:”Aduh, bagaimana kalau nanti begini….”,”Ahh…bagaimana kalau nanti begitu…”,”Seandainya terjadi…”, atau yang mirip dengan itu.

Tidak heran kalau Tuhan Yesus menegur keras setiap orang Kristen agar mereka jangan kuatir. Sebab orang yang kuatir sebenarnya sama dengan orang kafir yang tidak beriman (lihat: Matius:6:31-32). Dengan kata lain, kekuatiran adalah dosa yang menghina Allah Bapa, karena tidak ,meyakini pemeliharaanNya terhadap umat manusia yang jauh melebihi burung-burung di udara dan bunga-bunga yang di padang (lihat: Matius 6:26-30).

Permisi tanya, apa yang saudara kuatirkan selama ini? Apakah kuatir kalau melakukan pelayanan dan memberikan persembahan akan membuatmu hidup miskin dan menjadi susah? Ataukah kuatir kalau semakin banyak member dan berbuat baik kepada orang lain, akan membuat saudara hidup berkekurangan? Ingat dan pegang janji Firman Tuhan,”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuannya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33). Percayalah saudara? Iya? Bagus!

Write a comment:

*

Your email address will not be published.