Gleen E. Schaeffer dalam tulisan “Kids of the Kingdom” bercerita tentang pelayanannya. Katanya suatu kali di Minggu pagi, ketika dia mengajar anak-anak sekolah minggu, dia mengeluarkan sebuah kaos oblong yang sudah tua di depan para muridnya. Lalu, dia berkata,” Anak-anak, kaos musim panas ini kesukaan saya, dan saya sering dan senang memakainya di lingkungan rumahku. Tetapi ada seseorang yang mengatakan bahwa kaos ini jelek sekali dan harus dibuang”, sambil mengankat kaos itu, Glenn memgerutkan wajahnya tanda sedih dan kecewa.

Murid-muridnya terdiam. Lalu Glenn melanjutkan, “Hal ini sungguh menyakitkan hati saya”, sambil memegang dadanya tanda sakit hati. “Anak-anak, saya sangat sulit memaafkan orang yang berkata kasar dan kejam kepada saya”, Glenn menjelaskan isi hatinya. “ Menurut kalian, apakah saya harus memaafkan orang tersebut?” tanya Glenn kepada para muridnya.
Tiba-tiba anak dari Glenn, Alicia yang berusia 6 tahun mengangkat tangannya dan berkata keras,”Iya. Engkau harus memaafkannya!”

“Tapi, kenapa harus?? Kan dia menyakiti perasaan saya”, tanya Glenn meresponi Alicia.

“ Sebab dia istrimu! Engkau menikah dengan dia!” ,jawab Alicia polos tapi penuh hikmat.

Saudara, sebenarnya belajar memaafkan itu bukan saja untuk suami dan istri, tetapi juga untuk relasi lainnya, misalnya: antar orang tua dan anak, mertua dan menantu, antar saudara sekandung, hubungan family, antar teman, rekan kerja, sesame saudara seiman di gereja, dan juga antar sesame manusia lainnya. Apa yang mendasari dan memampukan kita untuk memaafkan kesalahan orang lain? Tak lain tak bukan adalah pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib. Semua hutang dosa kita telah dilunaskan oleh Tuhan, dan semua kesalahan kita dilupakanNya. Sejauh timur dari barat, dijatuhkannya semua pelanggaran dan dosa-dosa kita (Mazmur 103:12). Berbahagialah mereka yang diampuni dosa-dosanya dan seluruh kesalahannya tidah diperhitungkan oleh Allah karena kasih Kristus (Roma 4:7-7).

Dan ada satu hal lagi, kelak di sorga kita semua akan menjadi satu keluarga yang hidup bersama kekal selama-lamanya. Masakan di dunia ini kita tidak mau belajar hidup bersama dalam atmosfir saling memaafkan dan saling mengasihi? Tidak heran bila Tuhan Yesus memberikan peringatan yang keras,” Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:15). Sebab itu, mintalah Tuhan Yesus menyembuhkan perasaan sakit hatimu, dan memampukanmu untuk memaafkan orang lain. Amin?

Write a comment:

*

Your email address will not be published.